13 Sep 2010

MENDIDIK ANAK MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN

KHUTBAH PERTAMA :

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ الله وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه و سلم وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ. اللهم صَل عَلَى مُحَمدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلمْ.


Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Salah satu nikmat, amanah, sekaligus ujian dari Allah Subhanahu Wata'ala adalah hadirnya seorang anak di tengah keluarga kita. Perilaku lucu, cerdik, menggelikan, sekaligus menyenangkan, senantiasa mereka tampilkan. Hal itu membuat suasana keluarga semakin meriah. Hadirnya momongan di tengah keluarga merupakan dambaan pasutri (pasangan suami–istri) atau orang tua. Karena itu dapat kita bayangkan, betapa sepinya keluarga, jika anak tak berada di sisi pasutri.
Selanjutnya, cara orang tua menyambut, menjaga, memelihara, mengarahkan, membimbing, atau mendidik anak untuk kehidupan anak di masa depan jangka pendek (dunia) dan jangka panjang (akhirat) akan memberikan andil besar atau bahkan menentukan bagi:
1. Sukses tidaknya orang tua di dalam bersyukur kepada Allah Subhanahu Wata'ala atas nikmat dariNya berupa anak, sehingga anak tidak dicemari fitrahnya.
2. Sukses tidaknya orang tua di dalam menunaikan amanah Allah Subhanahu Wata'ala berupa anak, sehingga akan tumbuh anak-anak shalih atau shalihah.
3.Sukses tidaknya orang tua di dalam menempuh ujian dengan lahirnya anak di tengah keluarga, sehingga anak tidak menjadi penyebab orang tua meninggalkan ibadah kepada Allah Subhanahu Wata'ala.

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam telah bersabda :

مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ.
"Tidaklah anak manusia dilahirkan melainkan pasti lahir di atas fitrahnya, maka kemudian orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi atau Nasrani atau Majusi." (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan hadits ini kita mengetahui, bahwa anak lahir dalam keadaan fitrah (bertauhid dan berpotensi baik). Jika kemu-dian anak menjadi menyimpang, ia menjadi Yahudi/Nasrani/ Ma-jusi, dan ahli maksiat, maka orang tua memiliki andil besar sebagai penyebabnya. Mengapa?
Sebabnya adalah: Pertama, orang tua adalah pihak yang sejak awal paling dekat dan berpengaruh langsung kepada anak.
Kedua, orang tua tidak memberikan perawatan dan pendidi-kan yang tepat sejak usia dini. Orang tua justru memberikan pendi-dikan yang menyimpang dari Tauhid dan sunnah Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam.
Jika orang tua mencari rizki (nafkah) dengan cara yang batil (hasil menipu, mencuri, korupsi, riba, memeras, dan sejenisnya), maka nafkah tersebut tidak berkah (tidak mengandung kebaikan). Lantas, anak dan istri, juga diri ayah tersebut tumbuh dari perawatan fisik/jasad (nafkah) yang haram. Pengaruhnya, hati manusia menjadi keras untuk menerima kebenaran dari Allah Subhanahu Wata'ala dan Rasul-Nya.
Hal itu akan diperparah lagi dengan cara, harta dari hasil yang haram tersebut dibelanjakan untuk makanan, minuman, dan hal-hal lain yang haram (untuk merokok, berjudi, khamar, narkoba, membeli daging babi dan marus/darah binatang dan sejenisnya). Maka tumbuhlah jasmani yang tidak sehat. Inilah bentuk perawatan yang menyimpang.
Adapun pendidikan yang menyimpang terlihat dengan jelas, manakala orang tua menyerahkan pendidikan anak mereka pada sekolah-sekolah yang tidak menghargai pendidikan Agama secara memadai. Hal itu diperburuk dengan pendidikan agama yang diajarkan itu pun menyimpang dari sumber rujukan Islam (al-Qur`an dan as-Sunnah).
Berbarengan dengan hal itu, anak dicekoki dengan berbagai acara di TV, radio, dan sejenisnya selama berjam-jam setiap harinya. Demikian halnya di masyarakat marak sekali adanya acara panggung-panggung hiburan yang jauh dari tuntunan Islam. Dilengkapi dengan pergaulan yang dialami anak, baik di lingkungan keluarga besarnya, di masyarakat, dan di berbagai kesempatan, jauh dari akhlak Islami. Disempurnakan dengan bahan bacaan (majalah, surat kabar, tabloid, novel, puisi, kaset/CD/DVD, dan sejenisnya) yang mengumbar kemaksiatan (pornografi dan sejenisnya), maka genap lengkap dan sempurnalah pendidikan anak yang menyimpang menjadi menu/program/kurikulum yang mengarahkan anak menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.
Sungguh besar pengaruh orang tua terhadap anak. Pepatah mengatakan, "Mangga jatuh tidak jauh dari pohonnya." Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam pun telah bersabda :

اَلْمَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ.
"Agama seseorang tergantung kepada siapa yang menjadi orang yang paling dicintainya. Maka coba perhatikan siapa orang yang paling dicintai oleh salah seorang dari kalian." (HR. Ahmad).
Sadar atau pun tidak, orang tua dan masyarakat yang demikian telah dengan mulus memberikan jalan kepada program-program kerja Yahudi, Nasrani, dan Majusi, yang dengan gigih menyediakan semua waktu, tenaga, dan pikiran, program hiburan, serta hartanya di dalam program pemurtadan umat Islam dalam bentuk 'tidak harus berpindah agama'.
Firman Allah Subhanahu Wata'ala :

وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَآءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَالَكَ مِنَ اللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, 'Sesungguh-nya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)'. Dan sesung-guhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (Al-Baqarah: 120).

Jama’ah Jum’at Rahimakumullah
Inilah tantangan umat Islam dari luar dirinya di masa kini dan mendatang. Demikian halnya kelemahan umat Islam sendiri (tidak memahami Islam dengan benar, taklid, berlebih-lebihan di dalam mencintai orang-orang shalih, maupun meremehkan agama, tidak istiqamah, dan sejenisnya, lemah iptek, tak profesional di dalam beramal, dan lain-lain) merupakan tantangan dari dalam tubuh umat Islam yang harus dijawab umat Islam sendiri.
Orang tua, khususnya ayah, adalah pihak yang paling bertanggung jawab untuk menyelesaikan agenda besar ini dalam lingkup keluarga yakni pendidikan yang sejalan dengan fitrah anak. Pendidikan anak yang demikian dapat menghadapi tantangan masa kini dan masa depan yang bersifat materialistis, liberalistis, anti AGAMA, dan pengumbar nafsu yang diciptakan oleh Yahudi, Nasrani, dan Majusi.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلآئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادُُ لاَّيَعْصُونَ اللهَ مَآأَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَايُؤْمَرُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (At-Tah-rim: 6).

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Sekiranya orang tua sanggup mengatasi tantangan dari dalam dan luar tersebut, dengan cara memberikan perawatan yang baik dan halal, serta pendidikan yang berbasis Islam yang mengembangkan fitrah anak, maka akan lahir anak-anak yang bertauhid, berbuat baik, menguasai bidang keahlian yang dipilihnya, dan istiqamah di atas Din yang haq (Dinul Islam). Akhirnya kelak akan lahir anak-anak yang sanggup menghadapi tantangan materialisme, liberalisme, anti Agama, dan para pengumbar nafsu produk dan antek Yahudi dan Nasrani. Insya Allah Subhanahu Wata'ala mereka akan mengungguli musuh-musuh Allah, musuh-musuh Islam, dan musuh-musuh kaum Muslimin hari ini dan ke depan.

Demikian halnya, anak merupakan amanah.
Orang tua yang sukses adalah mereka yang sanggup mengem-ban amanah. Sesunguhnya Allah Subhanahu Wata'ala telah mempercayakan makhlukNya (berupa anak) untuk dirawat/diasuh dan dididik oleh orang tua. Orang tua yang menyadari hal ini, mereka akan memperkuat keikhlasan, kesabaran, dan kesungguhannya di dalam merawat dan mendidik amanah Allah Subhanahu Wata'ala. Anak merupakan asset masa depan (dunia, jangka pendek dan akhirat, jangka panjang). Tanpa keikhlasan, kesabaran, dan kesungguhan (juhud) yang prima, niscaya orang tua akan menghadapi kegagalan di dalam menunaikan amanah.
Orang tua hendaknya mengerahkan segala daya upaya –yang juga merupakan karunia Allah Subhanahu Wata'ala - untuk meraih keuntungan/kebaikan dunia akhirat bagi diri mereka dengan cara menunaikan amanah yakni merawat dan mendidik anak. Mereka selalu mengingat dan melaksanakan sabda Rasulullah  berikut :

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ، أَوْ عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُوْ لَهُ.
"Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim).
Anak shalih/shalihah tidaklah akan mungkin terwujud, manakala perawatan dan pendidikan terhadapnya menyimpang. Oleh karena itu, orang tua yang menghendaki buah yang segar di dunia maupun di akhirat berupa anak shalih/shalihah, maka hendaknya mereka mempersiapkannya sebaik mungkin sejak dini.
Anak shalih adalah anak yang berbuat baik yakni anak yang tergambarkan di dalam Firman Allah Subhanahu Wata'ala berikut ini :

وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَتُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَامَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللهَ لاَيُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُورًا
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukanNya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba saha-yamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang som-bong dan membangga-banggakan diri." (An-Nisa`: 36).
Berdasarkan ayat ini, anak/orang yang baik adalah:
1. Bertauhid dan tidak menyekutukan Allah Subhanahu Wata'ala.
2. Birrul walidain (berbakti kepada ibu bapak).
3. Berbuat baik kepada sesama manusia.
4. Tidak sombong dan bangga diri.

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Anak shalih yang berciri-ciri seperti digambarkan pada surah an-Nisa` 36 itulah yang sanggup menjawab tantangan zaman, yang sanggup mengatur dunia ini dalam rangka taat kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Dan hal itu merupakan karunia dariNya kepada siapa yang Dia Kehendaki. Perhatikan Firman Allah Subhanahu Wata'ala “

وَعَدَ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي اْلأَرْضِ كَمَااسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لاَيُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada menyekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (An-Nur: 55).
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA :

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ:


Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Upaya orang tua berikutnya dalam rangka menyiapkan anak menghadapi tantangan zaman di masanya adalah bahwa sejak awal orang tua harus menyadari bahwa anak merupakan ujian bagi diri mereka. Allah Subhanahu Wata'ala memberikan karunia anak, berarti Allah Subhanahu Wata'ala juga sedang menguji orang tua. Luluskah dalam ujian?
Ujian yang datangnya dari Allah Subhanahu Wata'ala memiliki tujuan untuk mengetahui dengan sebenarnya siapa yang benar-benar beriman dan siapa yang dusta; siapa yang bersungguh-sungguh dan siapa yang bermain-main; siapa yang terbaik amalnya dan siapa yang merugi. Hal ini banyak disebutkan di dalam al-Qur`an al-Karim. Di antaranya :

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَاْلأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَئَابِ
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: Wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (Ali Imran: 14).

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan anak-anak yang lemah di belakang mereka, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." (An-Nisa`: 9).

وَاعْلَمُوا أَنَّمَآ أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةُُ وَأَنَّ اللهَ عِندَهُ أَجْرُُ عَظِيمُُ
"Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanya sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar." (Al-Anfal: 28).

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Jika kita sebagai orang tua –lebih khusus sebagai ayah- sanggup merawat dan mendidik anak dengan berbasiskan Islam, sehingga ciri-ciri anak shalih seperti tersebut di atas teraih, maka inilah bukti kita mengikuti dan taat kepada Allah Subhanahu Wata'ala dan Rasul-Nya, bukti bahwa kita cinta kepada Allah Subhanahu Wata'ala dan RasulNya, bukti bahwa kita telah bersungguh-sungguh (berjihad) dalam dunia pendidikan fi sabilillah.
Anak adalah ujian yang jika kita kurang hati-hati, akan menempatkan kita pada derajat fasik, mengapa? Sebab jika kita teledor, maka saking cintanya kita kepada anak, dapat melalaikan kita dari cinta dan taat kepada Allah Subhanahu Wata'ala, RasulNya, dan berjihad di jalan-Nya. Perhatikan FirmanNya :

قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِهِ وَاللهُ لاَيَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
"Katakanlah, 'Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan RasulNya dan (dari) berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya'. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." (At-Taubah: 24).
Karena itulah, mari kita siapkan, kita rawat, dan kita didik anak-anak kita untuk menghadapi berbagai tantangan zaman seperti materialisme, komunisme, sekularisme, liberalisme, dan berbagai ismeisme lainnya buatan manusia yang dimotori oleh Yahudi dan Nasrani serta Majusi.
Kita rawat dan didik anak-anak kita dengan basis Islam untuk mewujudkan anak-anak yang shalih. Anak-anak yang beriman/ bertauhid, istiqamah di atas keimanan dan ketakwaan, berakhlak karimah, dan profesional/ahli di bidang spesialisasinya. Dengan anak yang shalih inilah dunia akan aman, tentram, sejahtera dalam keadaan tunduk patuh kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Dengan demikian, kita telah mencapai tujuan diciptakannya manusia itu sendiri di dunia ini.
Marilah kita tundukkan hati, pikiran, dan perasaan kita ke hadapan Allah, Rabbul 'alamin. Kita memohon kepadaNya, semoga berkenan kiranya Dia menurunkan karunia, taufik, hidayah, dan inayahNya kepada kita semuanya, amin.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

( Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan

Cahaya Dan Kitab Yang Nyata dari Allah

Khutbah Petama



إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ:
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ الله وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه و سلم وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ. اللهم صَل عَلَى مُحَمدٍ، وَعَلَى أله وَصَحْبِهِ وَسَلمْ.
Amma Ba’du :

Ya ikhwatal Islam!. Ya ummatal Qur’an! Bertakwalah kepada Allah Subha Nahu Wata’ala dengan takwa yang sesungguhnya.
Ibadallah !


لَقَدْ مَنَّ اللهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ
‘’Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri’’ [Qs.Al-Imron :164)
Allah menurunkan Kitab suci terbaik kepada RasulNya Shallallahu Alaihi Wasallam bagi umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Kitab suci yang dapat menunjukkan mereka jalan yang paling lurus dan jalur yang paling benar, serta dapat membawa mereka keluar dari kondisi yang gelap menuju cahaya dengan izin allah. Al-Qur’an adalah tempat berlindung ketika terjadi Fitnah (malapetaka) dan penyelamat ketika terjadi musibah dan bencana .
Ya ibadallah !. Ia adalah berita tentang apa yang terjadi di masa lalu, kabar tentang apa yang terjadi dimasa depan, dan hokum yang berlaku diantara anda sekalian. Ia adalah undang-undang yang tegas dan tidak main-main. Siapa yang berani meninggalkannya akan dihancurkan oleh Allah. Barangsiapa yang mencari petunjuk lain dil luar Al-Qur’an akan di sesatkan oleh Allah. Orang yang mencari kemuliaan tanpa Al-Qur’an akan dihinakan oleh Allah .siapa yang mencari kemenangan tanpa berhukum kepada Al-Qur’an akan dijerumuskan oleh Allah. Al-Qur’an adalah tali Allah yang kokoh. Al-Qur’an adalah jalan lurus yang tidak melenceng sehingga tidak perlu ditegur dan tidak bengkok sehingga tidak perlu diluruskan. Dengan kitab ini hawa nafsu tidak akaan melenceng, lidah tidak akan keliru serta tidak akan ada keluhan karena terlalu banyak membacanya . para ulama’ tidak akan kenyang dengannya, dan keajaibannya tidak akan habis. Barangsiapa yang berbicara dengan Al-Qur’an pasti akan mengatakan yang benar , yang menetapkan hokum dengan Al-Qur’an pasti berbuat adil , orng yang mengamalkan Al-Qur’an pasti mendapatkan pahala, dan yang mengajak kepada Al-Qur’an pasti diberi petunjuk kepada jalan yang lurus .Barangsiapa yang mau membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya akan dijamin oleh Allah be=ahwa dia tidak akan tersesat di dunia dan tidak akan celaka da Akhirat. Ibnu Abbas berkata : ‘Siapa yang meninggalkannya, menjauhinya, dan berpaling darinya pasti merugi di dunia dan akhirat. Itulah kerugian yang nyata .
Allah Subha Nahu Wata’ala berfirman :


قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَيَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ ءَايَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِن بِئَايَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ اْلأَخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى
Allah berfirman:"Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh sebahagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan seat dan ia tidak akan celaka.Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia:"Ya Rabbku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya seorang yang melihat ? Allah berfirman:"Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu(pula) pada hari inipun kamu dilupakan . Dan demikanlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya terhadap ayat-ayat Rabbnya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal. (QS. Thaha :123-127)
Di dalam khutbahnya pada tahun haji wada’ Rasulullah Shallallhu ‘Alaihi Wasallam Bersabda :
‘’ Aku telah meninggalkan sesuatu yang kalian tidak akan tersesat sesudahnya bila kalian berpegang teguh padanya, yaitu Kitab Allah .’’(HR. Muslim, 1218, Abu Daud, 1905 dan ibnu Majah, 3074)
Allah telah memberikan anugerah yang begitu kepada hamba-hambaNya dengan menurunkan kitb suci (Al-Qur’an) yang agung ini . Allah Subha Nahu Wata’ala berfirman :



يَآأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَة
لِّلْمُؤْمِنِين
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. 10:57)
Allah berfirman :

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَىْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسلمينْ
Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri. (QS. 16:89)
Allah Subha Nahu Wata’ala berfirman :


يَاأَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَآءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِّمَّا كُنتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُوا عَن كَثِيرٍ قَدْ جَاءَكُم مِّنَ اللهِ نُورُُ وَكِتَابُُ مُّبِينُُ يَهْدِي بِهِ اللهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلاَمْ وَيُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Hai ahli kitab, sesungguhnya telahd atang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepada mubanyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan .Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengankitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (QS. Al-Maidah :15-16)

Allah Subha Nahu Wata’ala berfirman :

يَاأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَآءَكُمْ بُرْهَانُُ مِّن رَّبِّكُمْ وَأَنزَلْنَآإِلَيْكُمْ نُورًا مُّبِينًا فَأَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا بِاللهِ وَاعْتَصَمُوا بِهِ فَسَيُدْخِلُهُمْ فِي رَحْمَةٍ مِّنْهُ وَفَضْلٍ وَيَهْدِيهِمْ إِلَيْهِ صِرَاطًا مُّسْتَقِيمًا
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Rabbmu, (Muhammad dengan mu'jizatnya) dan telah kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (al-Qur'an). Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya. (QS. An-Nisa’:174-175)

Allah Subha Nahu Wata’ala berfirman :


إِنَّ هَذَا الْقُرْءَانَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, (QS.Al-Isra’:9)
Allah Subha Nahu Wata’ala berfirman :


وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْءَانِ مَاهُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَيَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلاَّخَسَارًا
Dan Kami turunkan dari al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. Al-Isra’:82)
Allah Subha Nahu Wata’ala berfirman :

قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا هُدًى وَشِفَآءٌ وَالَّذِينَ لاَيُؤْمِنُونَ فِي ءَاذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى
"Al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman.Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang al-Qur'an itu suatu kegelapan bagi mereka. (QS.Fushshilat :44)

Ayat-ayat tentang hal ini banyak sekali dan tidak asing bagi siapa saja yang mau membaca kitab Allah(Al-Qur’an) disertai dengan tadabbur (merenungkan maknanya) dan menghadirkan hati, sebagaimana kebiasaan orang-orang berbakti dari generasi salaf yang shalaih . Semoga allah berkenan merahmati dan meridhai mereka. Dahulu ketika mereka mempelajari sepuluh ayat dari Al-Qur’an, mereka idak melewatinya sebelum menguasai ilmunya dan mengamalkannya. Mak pelajarilah ilmunya sekaligus amalnya seperti yang dikatakan oleh Abdullah bin Mas’ud Radiyallahu Anhu. Mereka mempelajari perintah-perintah dan larangan-lerangannya . lalu bergegas melaksanakannya tanpa ragu dan menyepelekan. Orang-orang yang terpilih itulah yang mempelajari dan membaca Al-Qur’an dengan keyakinan bahwa ia adalah firman Allah yang ditujukan kepada mereka. Allah berfirman kepada mereka melalui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Lalu mereka mengibarkan bendera Al-Qur’an dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Sehingga mereka mampu membuat musuh-musuh Allah kekuatan serta mampu menyebarkan keadilan dan perdamaian di bumi Allah. ‘’ Mereka telah membawa umat manusia keluar dari penyembahan kepada sesame hamba menuju penyembahan kepada tuhan para hamba. Dari sempitnya dunia menuju luasnya dunia dan Akhirat ; dari kezaliman agama-agama menuju keadilan islam .’ Sehingga mereka berhasil mewujudkan kebaikan dan kebahagiaan bagi kemanusiaan secara keseluruhan.
Ikhwatal islam !. Dewasa ini kita benar-benar hidup pada zaman di mana fitnah meraja rela, gelombang bencana menghantam, syahwat berkuasa, syubhat berkembang pesat, problem dan tantangan beragam, penganjur bid’ah dan kemungkaran semakin banyak. Tidak ada cara untuk lepas dari semua itu, meneguhkan kekuatan, menancapkan kaki, menenteramkan jiwa, menghibur ruhani, mewujudkan janji, aman dari hukuman, memantapkan keyakinan, dan mempertahankan citra yang baik, kecuali seluruh umat islam baik sebagai penguasa, rakyat jelata, bangsa, Negara, pemuda, lanjut usia, pria, wanita, ulama’, maupun masyarakat awam –mengarahkan perhatian yang benar dengan sepenuh hati dan perasaan kepada kitab Allah. Dengan cara membaca, merenungkan makna, mempelajarinya, mengajarkan, mengamalkan dan memperaktikkannya . Kitab Allah adalah mata air segar yang tidak pernah kering dan tidak akan busuk. Ia adalah gudang besar yang setiap kali dibelanjakan akan bertambah isinya dan semakin sering dibaca semakin manis dan nikmat rasanya. Namun gudang-gudangnya hanya akan diberikan kepada orang yang mengkajinya dengan penuh hati dan mendengaarkannya dengan seksama .
Ma’syaral muslimin. ! saat ini banyak sekali orang yang berpaling dari Al-Qur’an dan menjauhinya . Siapan pun yang mau memperhatikan kehidupan orang banyak, pasti akan menemukan bahwa kehidupan mereka sama sekali tidak berhubung dengan Al-Qur’an . Wallahu A'lam-Iyadzubillah ! Betapa banyak pelanggaran yang terjadi dan betapa besar kewajiban yang di tinggalkan .
Ibadallah !Subhanallah. ! mana perhatian umat islam sekarang terhadap Al-Qur’an ?! mana kepedulian generasi muda umat terhadap kitab suci yang mulia ini ?! Banyak dari mereka yang telah mengganti sesuatu yang baik dengan sesuatu yang jelek . Laa haula wala quwwata illa billah ! mana perhatian kaum wanita terhadap ajaran-ajaran Al-Qur’an yang menyuruh mereka menutup aurat , menjaga rasa malu, memelihara sopan santun, dan menghindari berselok, buka aurat, dan pergaulan bebas ?! Bahkan mana perhatian untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber hokum dalam segala aspek kehidupan ?!
Ya Ibadallah. ! Fakta yang sebenarnya menunjukkan bahwa kondisi mereka semua cocok dengan firman Allah Subha Nahu Wata’ala .


وَقَالَ الرَّسُولُ يَارَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْءَانَ مَهْجُورًا
Berkatalah Rasul:"Ya Rabbku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan al-Qur'an ini sesuatu yang tidak diacuhkan". (QS. Al-Furqon :30)

Menjauhi Al-Qur’an –Seperti kata Allamah Ibnul Qoyyim- meliputi menjauhi dengan cara tidak mendengarkan dan mengimaninya ; menjauhi dengan cara tidak mengindahkan apa yang dihalalkan dan diharamkannya meskipun mau membacanya dan mengimaninya ; menjauhi dengan cara tidak mau menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber hokum dalam masalah pokok-pokok ajaran (ushul) agama maupun cabang-cabangnya (furu’); menjauhi dengan cara tidak mau berusaha memehami dan mengetahui apa yang di inginkan oleh Allah darinya ; dan menjauhi dengan cara enggan menjadikannya menjadi obat penawar dari segala macam penyakit hati . Sayangnya, semua bentuk menajauhi Al-Qur’an itu benar-benar terjadi di tengah realitas umat manusia saat ini .
Orang-orang yang membaca Kitab Allah tapi bersi keras untuk melanggar hukum-hukumnya bahkan menambahkan bid’ah dan hal-hal baru ke dalam agama Allah- bukanlah orang-orang yang beriman dengan sungguh-sungguh, kendati mereka mengaku beriman seribu kali dan membacanya seumur hidup . Orang-oarang yang menunggangi punggung interaksi dengan hal-hal yang haram, melumuri dirinya dengan perbuatan keji dan mungkar, seperti zina, riba, menghilangkan nyawa tanpa hak, mencuri, berbuat curang, berbuat zhalim, berdusta, menggunjing, mengadu domba, mengucapkan kata-kata yang kotor, melakukan perbuatan yang hina dan hal-hal lain yang diharamkan . mana perhatian mereka terhadap keimanan kepada Al-Qur’an ?!Orang-orang yang meninggalkan kewajiban dan melenyapkan perintah seperti shalat, zakat, berbakti kepada kedua orang tua, bersilaturrahmi, dan berbuat baik kepada orang-orang miskin . Mana perhatian mereka terhadap keimanan kepada Al-Qur’an ?! Sesungguhnya orang-orang yang mendengarkan Al-Qur’an atau membacanya tetapi enggan memperaktikkannya akan mendapat bagian dari firman Allah Subha Nahu Wata’ala .


وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS. Thaha :124)
Sengguh celaka mereka yang menyerupakan diri dengan orang yang dimaksud di dalam firman Allah ,

وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا
Mereka berkata:"Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya. (QS. An-Nisa’ :46)
Dekatlah denagan Al-Qur’an! Dekatlah dengan Al-Qur’an wahai hamba-hamba Allah ! Kita harus menimba mata airnya dan minum airnya untuk menggapai kebahagiaan dunia dan Akhirat .


أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللهِ وَمَانَزَلَ مِنَ الْحَقِّ
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka). (QS. Al-Hadid :16)
A’udzu billahi minasy syaithanir rajim :


إِنَّ هَذَا الْقُرْءَانَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا وَأَنَّ الَّذِينَ لاَيُؤْمِنُونَ بِاْلأَخِرَةِ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih. (QS.Al-Isro’ :9-10)



بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah kedua


اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
Ma’asyiral muslimin rahimahumllah. ! Ucapkanlah shalawat dan salam kepada Nabi yang menerima Kitab Allah ; Nabi anda yang terpilih dan sangat taat kepada Allah. Sebagaimana diperintahkan oleh Allah kepada anda , Allah Subha Nahu Wata’ala berfirman :



إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. Al-Ahzab :56)


إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا



اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

( Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan

12 Sep 2010

Maghfiroh serta luasnya Kekuasaan Allah

Luasnya Kekuasaan Allah Dan Ampunan-Nya

      Kajian kita kali ini membahas tentang betapa luasnya kekuasaan dan ampunan Allah terhadap para hamba-Nya. Karena itu, hendaklah seorang Mukmin selalu bersangkaan baik terhadap Allah bahwa Dia pasti mengampuninya sebesar apa pun dosanya selama ia tidak berbuat syirik terhadap-Nya serta hendaknya tidak berputus asa dari mengharap rahmat-Nya.


Naskah Hadits
عَنْ أَبِي ذَرٍّ اْلغِفَارِي, عَنْ النّبِيّ صلى الله عليه وسلم. فِيمَا رَوَىَ عَنِ اللّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَىَ أَنّهُ قَالَ: «يَا عِبَادِي إِنّي حَرّمْتُ الظّلْمَ عَلَىَ نَفْسِي. وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرّماً. فَلاَ تَظَالَمُوا.
يَا عِبَادِي كُلّكُمْ ضَالّ إِلاّ مَنْ هَدَيْتُهُ. فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ. يَا عِبَادِي كُلّكُمْ جَائِعٌ إِلاّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ. فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ.
يَا عِبَادِي كُلّكُمْ عَارٍ إِلاّ مَنْ كَسَوْتُهُ. فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ.
يَا عِبَادِي إِنّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللّيْلِ وَالنّهَارِ, وَأَنَا أَغْفِرُ الذّنُوبَ جَمِيعاً. فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرُ لَكُمْ.
يَا عِبَادِي إِنّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرّي فَتَضُرّونِي. وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي.
يَا عِبَادِي لَوْ أَنّ أَوّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ, وَإِنْسَكُمْ وَجِنّكُمْ. كَانُوا عَلَىَ أَتْقَىَ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ. مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئاً.
يَا عِبَادِي لَوْ أَنّ أَوّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ. وَإِنْسَكُمْ وَجِنّكُمْ. كَانُوا عَلَىَ أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ. مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئاً. يَا عِبَادِي لَوْ أَنّ أَوّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ. وَإِنْسَكُمْ وَجِنّكُمْ. قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي. فَأَعْطَيْتُ كُلّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ. مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمّا عِنْدِي إِلاّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ.
يَا عِبَادِي إِنّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ. ثُمّ أُوَفّيكُمْ إِيّاهَا. فَمَنْ وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللّهَ. وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُومَنّ إِلاّ نَفْسَهُ».

Dari Abu Dzarr al-Ghifary RA., dari Nabi SAW., dalam apa yang diriwayatkannya dari Rabb-nya ‘Azza Wa Jalla bahwasanya Dia berfirman,
“Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya telah Aku haramkan atas diri-Ku perbuatan zhalim dan Aku jadikan ia diharamkan di antara kamu; maka janganlah kalian saling berbuat zhalim.

Wahai para hamba-Ku, setiap kalian adalah sesat kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk; maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku beri kalian petunjuk.

Wahai para hamba-Ku, setiap kalian itu adalah lapar kecuali orang yang telah Aku beri makan; maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku beri kalian makan.

Wahai para hamba-Ku, setiap kalian adalah telanjang kecuali orang yang telah Aku beri pakaian; maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku beri kalian pakaian.

Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat kesalahan di malam dan siang hari sedangkan Aku mengampuni semua dosa; maka minta ampunlah kepada-Ku, niscaya Aku ampuni kalian.

Wahai para hamba-Ku sesungguhnya kalian tidak akan mampu menimpakan bahaya kepada-Ku sehingga kalian bisa membayakan-Ku dan tidak akan mampu menyampaikan manfa’at kepada-Ku sehingga kalian bisa memberi manfa’at pada-Ku.

Wahai para hamba-Ku, andaikata hati generasi terdahulu dan akhir dari kalian, golongan manusia dan jin kalian sama seperti hati orang paling takwa di antara kamu (mereka semua adalah ahli kebajikan dan takwa), maka hal itu (keta’atan yang diperbuat makhluk-red.,) tidaklah menambah sesuatu pun dari kekuasaan-Ku

Wahai para hamba-Ku, andaikata hati generasi terdahulu dan akhir dari kalian, golongan manusia dan jin kalian sama seperti hati orang paling fajir (bejad) di antara kalian (mereka semua ahli maksiat dan bejad), maka hal itu (kemaksiatan yang mereka perbuat-red.,) tidaklah mengurangi sesuatu pun dari kekuasaan-Ku.

Wahai para hamba-Ku, andaikata generasi terdahulu dan akhir dari kalian, golongan manusia dan jin kalian berada di bumi yang satu (satu lokasi), lalu meminta kepada-Ku, lantas Aku kabulkan permintaan masing-masing mereka, maka hal itu tidaklah mengurangi apa yang ada di sisi-Ku kecuali sebagaimana jarum bila dimasukkan ke dalam lautan.

Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya ia hanyalah perbuatan-perbuatan kalian yang aku perhitungkan bagi kalian kemudian Aku cukupkan buat kalian; barangsiapa yang mendapatkan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah dan barangsiapa yang mendapatkan selain itu, maka janganlah ia mencela selain dirinya sendiri.”
(HR.Muslim)

Urgensi Hadits

Imam Ahmad RAH., berkata, “Tidak ada hadits yang lebih mulai dari ini bagi Ahli Syam (karena para periwayatnya semua adalah orang-orang Syam).”

Beliau mengatakan hal tersebut karena betapa agungnya hadits tersebut yang mengandung banyak makna-makna mulia.

Kosa Kata

Makna kata “Perbuatan zhalim” : Kezhaliman artinya meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya, yaitu melampaui batas

Makna “Aku cukupkan buat kalian” : Yakni Aku membalas kalian berdasarkan perbuatan kalian baik kecil mau pun besar, yaitu di akhirat kelak

Pesan-Pesan Hadits

1. Hadits ini merupakan hadits Qudsi, yaitu Hadits yang diriwayatkan Rasulullah SAW dari Rabb-nya.
Perbedaan antara Hadits Qudsi dan al-Qur’an di antaranya adalah:
- Bahwa al-Qur`an al-Kariim adalah mukjizat mulai dari lafazhnya hingga maknanya sedangkan Hadits Qudsi tidak memiliki kemukjizatan apa pun
- Bahwa shalat tidak sah kecuali dengan al-Qur`an al-Kariim sedangkan Hadits Qudsi tidak sah untuk shalat
- Bahwa al-Qur`an al-Kariim tidak boleh diriwayatkan dengan makna sementara Hadits Qudsi boleh

2. Hadits tersebut menjelaskan bahwa Allah Ta’ala Maha Suci dari semua sifat kekurangan dan cela, di antaranya berbuat zhalim, di mana Dia berfirman, “Sesungguhnya telah Aku haramkan atas diri-Ku perbuatan zhalim.” Dia juga berfirman dalam al-Qur`an, “Dan Aku sekali-kali tidak menzhalimi hamba-hamba-Ku.” (Qaaf:29) Dan firman-Nya, “Sesungguhnya Allah tidak berbuat zhalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri.” (Yuunus:44)

3. Allah Ta’ala melarang para hamba-Nya berbuat zhalim antar sesama mereka sebab perbuatan zhalim diharamkan dan akibatnya amat fatal baik di dunia mau pun di akhirat. Allah Ta’ala berfirman, “Dan begitulah adzab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya adzab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.” (Huud:102) Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya perbuatan zhalim itu adalah kegelapan di hari Kiamat.” (HR.al-Bukhary dan Muslim) Dalam sabda yang lain, “Sesungguhnya Allah Ta’ala akan mengulur-ulur bagi pelaku kezhaliman hingga bila Dia menyiksanya, Dia tidak akan membuatnya lolos (dapat menghindar lagi).” (HR.al-Bukhary)

4. Kezhaliman ada beberapa macam:
a. Zhalim terhadap diri sendiri dan yang paling besarnya adalah berbuat syirik terhadap Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya kesyirikan itu adalah kezhaliman yang besar.” (Luqman:13) Di antaranya lagi adalah melakukan perbuatan maksiat dan berbuat dosa

b. Perbuatan zhalim seorang hamba terhadap orang lain seperti mengambil hak mereka, menyakiti, menggunjing (ghibah), mengadu domba dan membicarakan mereka tanpa hak.

5. Hadits tersebut juga menjelaskan betapa kebutuhan para hamba kepada Allah Ta’ala. Karena itu, hendaknya mereka berlindung kepada-Nya, memohon, meminta pertolongan, meminta ma’af dan ampunan kepada-Nya. Memohon kepada-Nya agar diberi ampunan, rahmat dan rizki. Siapa pun manusianya, maka tidak mungkin dia tidak membutuhkan Rabbnya.

6. Semua manusia pasti melakukan kesalahan. Karena itu, bertindak keliru atau memiliki keterbatasan bukanlah suatu ‘aib akan tetapi yang dikatakan ‘aib itu adalah terus-menerus di dalam kesalahan ini, membiarkannya dan tidak mempedulikannya. Hendaknya seorang hamba memandang kepada keagungan Dzat Yang ia maksiati dan lakukan kesalahan terhadap-Nya dan janganlah memandang kepada kecilnya suatu kemaksiatan. Dari itu, hendaknya ia bersegera untuk bertobat dan kembali kepada-Nya serta meminta ampunan-Nya. Allah Ta’ala berfirman, “Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah wahai kaum Mukmiin, semoga kamu beruntung.” (an-Nuur:31) Dan firman-Nya, “Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dial-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (az-Zumar;53)

7. Betapa besarnya ampunan Allah dan betapa luas kekuasaan-Nya. Sekalipun semua makhluk berkumpul maka sama sekali mereka tidak dapat mempengaruhi bertambah atau berkurangnya kekuasaan-Nya tersebut.

8. Seorang Muslim hendaknya berhati-hati dalam semua perbuatannya sehingga ia bisa membersihkan dan memperbaikinya. Semuanya sudah diperhitungkan atasnya, dicatat di dalam lembaran amal-amalnya baik kecil mau pun besar. Allah Ta’ala berfirman, “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya, [7]. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya pula.” (az-Zalzalah:7-8)

9. Hendaknya seorang Muslim menghitung dirinya sendiri di dalam kehidupan ini sebelum dirinya diperhitungkan nanti pada hari Kiamat yang karenanya dia akan mencela dirinya sendiri, mencercanya, menyesali namun penyesalan yang tiada guna.

Umar bin al-Khaththab RA berkata, “Hitunglah dirimu sebelum dirmu diperhitungkan dan timbanglah ia sebelum dirimu ditimbang dan bersiap-siaplah untuk Hari ‘al-‘Ardl al-Akbar’ (sidang terbesar terhadap kaum Mukminin pada hari Kiamat).” (HR.at-Turmudzy secara mu’allaq. Ibn Katsir berkata, “Di dalam Musnad ‘Umar terhadap atsar yang masyhur namun terdapat Inqithaa’ (terputus pada sanadnya)”. Wallahu a’lam
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(SUMBER: Silsilah Manaahij Dawraat al-‘Uluum asy-Syar’iyyah –al-Hadiits- Fi`ah an-Naasyi`ah, karya Prof.Dr.Faalih bin Muhammad ash-Shaghiir, h.124-128)Luasnya Kekuasaan Allah Dan Ampunan-Nya

10 Sep 2010

GEMA TAKBIR


ﺍﷲﺍﻜﺒﺮ ﺍﷲﺍﻜﺒﺮ ﺍﷲﺍﻜﺒﺮ ﺍﷲﺍﻜﺒﺮ ﺍﷲﺍﻜﺒﺮ ﺍﷲﺍﻜﺒﺮ ﺍﷲﺍﻜﺒﺮ ﺍﷲﺍﻜﺒﺮ ﺍﷲﺍﻜﺒﺮ
ﺍﷲﺍﻜﺒﺮﻜﺑﻴﺮﺍﻭﺍﻠﺤﻤﺪﷲﻜﺜﻴﺭﺍ
ﻭﺳﺒﺣﺎﻦﺍﷲﺑﻜﺮﺓﻭﺍﺼﻳﻼ
ﻻﺇﻠﻪﺇﻻﺍﷲ
ﻭﺤﺩﻩ
ﺼﺪﻖﻭﻋﺪﻩﻭﻧﺼﺮﻋﺒﺩﻩﻭﺃﻋﺯﺟﻧﺩﻩﻭﻫﺯﻢﺍﻻﺤﺯﺍﺐ
ﻭﺤﺩﻩ
ﻻﺇﻠﻪﺇﻻﺍﷲ
ﻭﻻﻨﻌﺒﺩﺇﻻﺇﻴﺎﻩﻤﺤﻠﺼﻳﻦﻠﻪﺍﻠﺪﻳﻦﻮﻠﻮﻜﺮﻩﺍﻠﻜﺎﻔﺮﻭﻦ
ﻻﺇﻠﻪﺇﻻﺍﷲ ﺍﷲﺍﻜﺒﺮ
ﺍﷲﺍﻜﺒﺮﷲﺍﻠﺤﻤﺪ


9 Sep 2010

Ber Hari Raya ,,,,,,,,,,,,, !!!



Bulan yang penuh dgn Maghfirah 
senantiasa kita dapat ampunan
Bulan yang penuh dgn Berkah senantiasa kita sejatera
 Bulan yang penuh dgn Rakhmah 
senantiasa kita selalu mendapat kasih sayang
Bulan yang membebaskan dari api neraka 
senantiasa kita selamat darinya
Bulan yang penuh dengan kesucian 
senantiasa kita dpt meraih hati yang fitri
Hari kemenangan telah tiba ,
kemenangan yang sangat fitri.

 ﻤﻴﻦ   ﻴﻦ
Selamat Hari Raya ‘Idul Fitri - 1431.H
Mohon ma’af Lahir dan Batin

28 Jun 2010

Jangan Melupakan Kehidupan Akhirat

Dalam Hadits Kudsi Allah bersabda :
    'Hai anak adam,,,,, janganlah kamu gembira dengan kekayaan, karena bukankah kamu tidak kekal ? Bersabarlah dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, sesungguhnya Allah Swt , akan menolongmu dalam kesempitan/kesulitan, jangan gelisah sebab mengalami kefakiran, karena ia bukan merupakan ketentuan yang memberatkan padamu,, jangan berputus asa dari Rahmat Allah, Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang, Tinggalkan perbuatan dosa , karena hal itu adalah bekal bagi orang yang berbuat dosa untuk neraka, janganlah mabuk kesenangan dengan kekayaan, karena orang kaya itu terhormat didunia, namun diakhirat ia amat terhina, , Sesungguhnya orang fakir itu didunia terhina, namun diakherat ia amat terhormat, Sesungguhnya kemuliyaan akhirat lebih agung dan lebih kekal ''
 (Hadis Kudsi)

27 Jun 2010

8 Langkah Memelihara Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri merupakan jalan untuk meraih kesuksesan hidup. Sebaliknya, terjatuh dalam tekanan hal-hal negatif, keragu-raguan, kecemasan, dan ketidaktentuan tentang kemampuan seseorang merupakan gerbang menuju kegagalan.
Betapa banyak potensi yang terbuang sia-sia dan menghilang begitu saja dikarenakan para pemilik potensi

Niat Puasa Ramadhan dan Do'a Buka Puasa