Sebagai ummat manusia yang beriman dan berakal sehat, tentunya dapat membedakan antara hak dan bathil, segala apa yang dilakukannya selalu berkaitan antara hak dan bathil, setiap langkah dalam kehidupan ini mempunyai tujuan dan harapan, tercapainya tujuan dan harapan itu tergantung dari komando hatinya (niat).
Beberapa hal untuk meraih harapan, yang harus di lalui diantaranya : mencintai sesuatu yang menjadi tujuan dan membenci serta memerangi sesuatu yang dapat menghambat perjalanan sebuah tujuan. namun ini semua Allah lah yang menentukan, kita hanya berusaha,
Ketentuan segalanya adalah Allah Yang Maha Kuasa, alangkah patutnya sebagai hamba Allah , dalam segala kecintaan selalu cinta karena Allah , dan membenci
karena Allah,
karena Allah,
Beberapa keterangan dalam Hadits yang berkaitan dengan CINTA dan BENCI sebagai berikut :
1. Barangsiapa ingin dicintai Allah dan rasulNya hendaklah dia berbicara benar (jujur), menepati amanat dan tidak mengganggu tetangganya. (HR. Al-Baihaqi)
2. Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan manusia. (HR. Ad-Dailami)
3. Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah. (HR. Ath-Thabrani)
4. Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
5. Cinta berkelanjutan (diwariskan) dan benci berkelanjutan (diwariskan). (HR. Bukhari)
6. Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. (HR. Al Hakim)
2. Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan manusia. (HR. Ad-Dailami)
3. Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah. (HR. Ath-Thabrani)
4. Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
5. Cinta berkelanjutan (diwariskan) dan benci berkelanjutan (diwariskan). (HR. Bukhari)
6. Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. (HR. Al Hakim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda ?