22 Sep 2010

Dalam Kandungan Ibu

               Kali ini kita tafakur sejenak untuk flash back (kembali kebelakang) kemudian merenungkan sejenak dengan hati yang fitri /bersih berpikir tentang masa lalu yang pernah kita tempuh dalam menjalani kehidupan.
   Usahakan serileks mungkin, jangan tegang, carilah tempat duduk yang nyaman dan memungkinkan kita untuk mengendurkan urat syaraf , lupakan semua kesibukan hidup , sehingga saat sekarang , kita tidak terkait dengan hiruk pikuk kehidupan dan masalah-masalah yang membebani pikiran kita.
   Selanjutnya bayangkanlah ibu selagi hamil muda , ia mengandung janin orang yang sedang membaca artikel ini.
ya,, ibu kita telah mengandung ketika itu ia merasakan ada sesuatu yang tidak enak pada kesehatannya. badan menjadi lemas tak bertenaga . ia bertanya-tanya, ada apa dengan diriku??? tidak seperti biasanya . tubuh menjadi  loyo, tak berdaya , setelah di periksakan ke dokter , ternyata ia ( ibu kita ) positif hamil.
    Semenjak saat itu wanita mulia ini mengemban tugas berat dari Allah selama sembilan bulan sepuluh hari kedepan , kadang-kadang pada wanita tertentu rasa malas itu berpengaruh pula pada nafsu makan yang terus menurun.
   Keesokan harinya ia mulai beraktifitas dalam keseharian , jika ia pekerja kantor , ia tetap menunaikan tugas sebagai mana mestinya , jika sebagai ibu rumah tangga , ia tetap sabar untuk membersihkan rumah , menyiapkan makanan untuk anggota keluarga , padahal keadaan kesehatannya sangat lemah, namun hal iti dilakukannya tanpa keluh kesah  ia ikhlas mengandung kita meskipun dengan susah payah.
   Kian hari kian berat beban yang disandangnya seiring dengan bertambahnya bulan , kandungan itu sangat membesar semakin menyulitkan baginya bergerak ,duduk , maupun berbaring , Hal itu dirasakan semenjak kandungannya berusia lima bulan.
   Meskipun demikian ia tidak pernah mengeluh , ia tidak pernah menyesal mengandung . namun sebaliknya hari-harinya dilalui dengan suka cita dengan harapan agar nanti kelahiran bayi yang dikandungnya normal dan menyenangkan dan keadaan selamat..
   Ini merupakan pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya, Demi diri kita , ia memelihara kesehatannya , secara rutin mengontrolkannya kebidan atau kedokter, ia minum vitamin, jamu dan sebagainya.
   Ia juga selalu berdo'a dengan melakukan ibadah kepada sang Khaliq, untuk memohon keselamatan dirinya terutama bayinya, agar kelak anaknya menjadi anak yang shaleh , berbakti pada orang tua serta nuasa dan bangsa, TAPI APA BALASAN KITA  SAAT INI TERHADAPNYA,,,???
   Didalam kandungan justru kita menghisap dan menghabiskan nutrisinya , gizi yang ia makan langsung di transper untuk kita agar kita tumbuh normal sesuai harapan.
   Ketika kandungannya semakin besar. ia susah mencari posisi yang nyaman untuk membaringkan tubuhnya , manakala bisa terlelap , itupun hanya sebentar ia segera bangun karena terganggu keadaan badannya yang capek , kedua kakinya yang terasa nyeri , linu2 , terkadang ia mengeluh tapi tak pernah sekalipun menyalahkan bayinya yang membuat ia loyo, capek, punggung dan pinggangnya tegang dan rasa tak enak lainnya, bahkan ia sangat mencintai bayinya. 
Coba,,,,,?  LIHATLAH SEORANG IBU YANG SEDANG HAMIL TUA , PERUTNYA BESAR, DAN BAYANGKAN YANG DIDALAM PERUT ITU ADALAH KITA ,,,,,,?
  Tahukah kita ketika ibu terjatuh ia tidak pernah menghawatirkan dirinya sendiri , tapi pikirannya selalu mencemaskan keadaan bayi yang ada di perutnya (kita) kemudian memeriksakan ke doter atau bidan memeriksakan kandungannya.
    Selama mengandung sang ibi tak pernah merasakan kenikmatan makan, tidur dll nya. ketika memasukan makanan / minuman kedalam rongga mulut dan menelannya , tiba-tiba perutnya terasa mual , bahkan muntah-muntah , keadaan yang meniksa yang dirasakannya sepanjang hari .
  YAA...  ALLAH BEGITU BESAR PENGORBANAN SEORANG IBU UNTUK ANAKNYA,,,? Sebuah pengorbanan tanpa mengharap balas jasa.
   Semakin mendekati masa kelahiran , keadaan ibu semakin lemah dan hatinya mencemaskan kita yang ada dalam kandungan, anak yang dicintainya bakal lahir kedunia , begitulah suasana seorang ibu disaat itu, antara cemas dan harapan.
Sekarang setelah kita dewasa barulah menyadari , betapa ibu kita sangat sengsara selama mengandung dan menjaga diri kita yang ada dalam perutnya,
  Bagaimana sikap dan prilaku kita sekarang terhadap seorang ibu...?
Apakah kita selalu mementingkan diri sendiri dan menjadikan ibu sebagai pembantu di rumah kita ,,,?
Betapa besar dosa seorang anak yang mengabaikan ibunya, tidak menghormati / tidak berbakti.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda ?

Niat Puasa Ramadhan dan Do'a Buka Puasa